Ederson Akui Sudah Lama Ingin Angkat Kaki dari Man City

Kiper asal Brasil Ederson, yang memulai karier bersama Manchester City sejak 2017, akhirnya meninggalkan klub tersebut dan bergabung dengan Fenerbahçe pada bursa transfer musim 2025. Selama di City, ia meraih 18 trofi, termasuk enam gelar Premier League dan satu trofi Liga Champions. beIN SPORTS+3Reuters+3SuperSport+3
Namun, di balik kesuksesan tersebut, Ederson mengungkap bahwa ia sudah merasakan ketidakbahagiaan dan keinginan untuk pergi dari Manchester City jauh sebelum akhirnya resmi berpamitan. Reuters+2SuperSport+2

Ungkapan Keinginannya Meninggalkan City

Dalam konferensi pers bersama tim nasional Brasil menjelang pertandingan persahabatan, Ederson buka‐bukaan:

“In the season before that, I had already tried to leave, but it didn’t work out… I needed this change. There’s no point in being at a giant, successful club if you’re not happy.” beIN SPORTS+1
Ia juga menambahkan bahwa cedera berkepanjangan (lima kali cedera dalam satu musim) dan menurunnya performa turut memengaruhi keputusannya.
“I had five injuries and wasn’t at my best… It would have continued to affect me in the same way.” SuperSport

Kenapa Keputusan Ini Penting

  • Sinyal untuk Manchester City: Meskipun klub besar dan sukses, keberadaan pemain mungkin tidak hanya ditentukan oleh trofi—bahagia dan motivasi pemain juga sangat krusial.

  • Untuk Ederson secara pribadi: Meski sukses di level klub, ia memilih kebahagiaan, tantangan baru, dan kondisi ideal secara mental daripada tetap nyaman di zona aman.

  • Dampak transfer: Kepergian Ederson membuka jalan bagi City untuk mendatangkan kiper baru seperti Gianluigi Donnarumma. The Guardian+1

Reaksi dari City & Lingkungan Sekitar

Pelatih City, Pep Guardiola, sebelumnya mengakui bahwa ia tidak mengetahui kepastian mengenai masa depan Ederson dan menyebut bahwa keputusan akan bergantung pada pemain sendiri. TNT Sports+1 Ia pun berkata bahwa City “beruntung” masih memiliki Ederson ketika sudah mulai muncul spekulasi kepergiannya. beIN SPORTS

Tantangan dan Langkah Selanjutnya

  • Bagi Ederson: Ia harus membuktikan bahwa keputusan pindah ke Fenerbahçe bukan sekadar pergantian klub tetapi langkah yang menyehatkan secara karier dan mental untuk jangka panjang.

  • Bagi Manchester City: Mencari pengganti yang bisa memimpin di bawah mistar dengan standar yang telah ditetapkan Ederson—baik dalam distribusi bola maupun kepemimpinan lini belakang.

  • Bagi pengamat dan penggemar sepak bola: Kasus ini menjadi contoh bahwa daya tarik klub besar tidak selalu cukup untuk mempertahankan pemain—faktor internal pemain bisa sangat berpengaruh.

Kesimpulan

Ederson secara terbuka mengatakan bahwa ia telah merasa tidak bahagia di Manchester City sebelum akhirnya memutuskan pindah ke Fenerbahçe. Keputusan ini menandai bahwa meskipun sukses dan bergelimang trofi, kondisi mental dan motivasi pemain bisa menjadi pemicu perubahan besar dalam karier. Bagi klub, ini menjadi cermin bahwa mempertahankan pemain top butuh lebih dari sekedar keberhasilan—kebutuhan psikologis dan tantangan baru juga harus dipenuhi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *